Sabtu, 20 Mei 2017

Laporan Praktikum Kimia Instrumen


PERCOBAAN VII
PENENTUAN KADAR BESI DALAM AIR SUNGAI DENGAN
METODA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
I. Tujuan Percobaan                                                                          
1. Dapat menentukan kadar besi dalam air sungai dengan metoda spektrofotometri sinar tampak.
2.  Untuk  mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya kadar besi.
II. Landasan Teori
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak. Karena orto fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk kompleks berwarna dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Dalam bidang kesehatan, besi (Fe2+) dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena, konsumsi Fe2+ berlebih berakibat pada meningkatnya feritrin dan he-mosiderin dalam sel parenkim hati, aki-batnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim organ–organ lain, misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka panjang, hemosiderin akan tertimbun dalam organ–organ dan merusak kerja organ tersebut. Rusaknya jaringan ini disebut penyakit hemokromatosis. Kerusakan sel juga meluas pada hati, jantung dan organ lain, bahkan bisa berakhir dengan kematian (Widowati, 2008). Secara Fisik, kelebihan Fe pada air dapat menimbulkan bau dan warna pada air minum, seperti menyebabkan air menjadi kemerah – merahan dan memberi rasa yang tidak enak pada minuman (Sutrisno, 2004).
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatisoleh suatulajur larutan berwarna pada panjang gelombangyang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detektor vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi (Harjadi, 1990).
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk, biasanya dialam didapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi hampir semua tempat dimuka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan semua badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain perkakas dapur. Selain itu juga menimbulkan pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi. Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4 gram. Adanya unsur besi didalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat dalam hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah masukkan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang memalui tinja, air kencing dan kulit. Namun masukkan zat besi yang dianjurkan juga harus dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan zat besi didalam makanan yang disantap (Trianjaya, 2009).     
 Keuntungan utama pemilihan metode spektofotometri ini adalah bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kontitas zat yang sangat kecil. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh sutu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu. Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm (Sastrohamidjojo, 1999).
Prinsip umum dari spektrofotometri adalah pemantulan, pembiasan dan lenturan (difraksi). Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Biasanya spektrofotometri digunakan untuk mengukur konsenttrasi suatu zat yang ada dalam sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu (Rustian, dkk., 2015).            
Dalam analisis spektrofotometri digunakan untuk sutu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunakan instrumen yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer, dan seperti tersirat dalam nama ini, instrumen ini sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak sebuah spektrofotometer dan sebuah fotometer. Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar yang masuk akan dipantulkan, sebagian akan diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh Io, Ia intensitas sinar terserap, It intensitas sinar diteruskan, Ir intensitas sinar dipantulkan, maka Io = Ia + It + Ir. Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya untuk masuk dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan penggunaan suatu kontrol, seperti biasanya sel pembanding, jadi Io = Ia + Ib. Spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilakan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur intensitas batas monokromatis, penggabungan alat optik ini merupakan elektronika sifat kimia dan fisiknya (Basett,dkk. 1994).  Spektrofotometer tediri dari penghasil spectra tertentu dan fotometer, yaitu alat ukur pembanding energi radiasi yang dijatuhkan dan ditransmisikan suatu bahan. Spektrofotometer sinar tampak dan ultraviolet (uv-vis) dapat digunakan untuk analisis kualitatif  dan kuantitatif banyak zat organik dan anorganik. Sebelum analisis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pemilihan panjang gelombang optimum dimana terjadi serapan maksimum. Pada keadaan ini diperoleh kepekaan dan akurasi optimal. Selain itu beberapa kondisi seperti sifat pelarut, temperatur, ph, konsentrasi elektrolit dan adanya zat-zat pengganggu perlu diselidiki. Perhitungan konsentrasi zat didasarkan atas hukum Lambert-Beer. Pada pelaksaannya terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi (kurva standar) yang menghubungkan absorbans dengan konsentrasi larutan-larutan standar. Konsentrasi larutan sampel dapat diketahui dengan memplotkan nilai absorbansi secara secara kuantitatif radian berdasarkan hukum Beer. Para ahli kimia telah lama menggunakan warm sebagai alat bantu dalam mengenali zat-zat kimia, spektofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenalkan pengukuran kuantitatif dan kualitatifnya dengan ketelitian yang lebih tinggi. Sebagian besar metode analisis kimia berdasarkan pada interaksi elektromagnetik dengan materi. Sifat-sifat ilmiah yang kemudian di manfaatkan sebagai prinsip dari spektroskopi. Spektrofotometri didefinisikan suatu metode analisis kimia berdasarkan pengukuran seberapa banyak energi radiasi di absorbsi oleh suatu zat sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan  panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, greating atau celah optis (Tahid, 2002).

III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Labu takar 500 ml 1 buah
Botol semprot 1 buah
Pipet 25 ml 2 buah
Spektronik 20 dengan kuvet
Labu takar 100 ml 7 buah
Labu takar 1000 ml 1 buah
Batang pengaduk 1 buah
Karet penghisap 1 buah
3.2 Bahan
Larutan Fe 10 ppm
Larutan hydroxylamine hydrocloride 10 %
Larutan Orthopenantrolin 0,1 %

IV. Skema Kerja
4.1 Menyiapkan larutan stok
1. Larutan Standar Fe 10 ppm

Ditimbang 0,0702gram Fe(NH4)2(SO4)6H2O   dalam labu takar 1000ml
Dilarutkan dalam 50 ml air yang mengandung 1-2 ml H2SO4 pekat
Diencerkan sampai tanda batas
Ditutup dan dihomogenkan

2. Larutan Hydroxylamine Hydrochloride 10%

Ditimbang 10 gram H2NOH.HCL (hydroxylamine  hydrochlorida 
Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan air

3. Larutan orthopenantrolin 0,1%

Ditimbang 0,11 gram orthopenantrolin monohydrate dengan 25 ml air
Dipanaskan sedikit dalam gelas piala 250 ml
Dituangkan perlahan-lahan larutan kedalam labu takar 100 ml
Dibersihkan gelas piala dengan air
Diencerkan larutan sampai tanda batas 




4. Larutan Natrium Asetat 1,2 M


Ditimbang 81,600 gram CH3COONa.3H2O
Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan air


4.2  Menyiapkan Kurva Kalibrasi

Ditransfer 40, 20, 10, 5 dan 0 ml ke lima buah      labu 100 ml 
Ditambahkan larutan stok hydroxylamine 10% sebanyak 1 ml, natrium asetat 1,2 M 10 ml dan orthopenantrolin 0,1% ke masing-masing labu 
Dibiarkan 5 menit sebelum diencerkan dengan air sampai tanda batas
Disiapkan sepasang kuvet yang sepadan dan bersihkan dengan air
Dicuci satu kuvet dengan larutan No. 1 tiga kali sebelum digunakan mengukur larutan yang bersangkutan
Dicuci kuvet kedua dengan larutan yang tidak mengandung Fe 3 kali untuk blanko
Dibersihkan dinding luar kuvet dengan kain pembersih yang dibasahi methanol
Diatur panjang gelombang pada 508 nm
Diukur absorbansi masing-masing larutan    standar
Dibuat kurva kalibrasinya




4.3  Mengukur Larutan Sampel

Dilakukan pekerjaan seperti No.1 dan 2 diatas dengan sampel air yang disediakan dalam labu takar 100 ml
Diukur absorbansi larutan sampel
Dihitung konsentrasi Fe dalam larutan sampel dalam ppm


V. Hasil dan Pembahasan 
Pada percobaan ini membahas tentang penentuan besi (Fe) di dalam air sungai Tanjab Barat Provinsi Jambi dengan metoda spetrofotometri sinar tampak .yang mana pada penentuan besi dalam air sungai ini betujuan agar mengetahui seberapa besar besi dalam air sungai tersebut serta selain kadar besi didalam air sungai ini juga terdapat logam logam lain nya seperti Pb(II), Cd(II), Hg(II), Cr(III), Fe(II) logam ini lah yang dapat mencemari suatu perairan di dalam sungai sehingga dapat merusak habitat habitat yang ada pada air sungai.
Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II) dalam sampel air dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah spektrofotometri cahaya tampak, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari 400nm, sehingga jika menggunakan spktrofotometri UV, logam besi dalam sampel tidak terdeteksi. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Syarat analisis menggunakan visibel adalah cuplikan yang dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh karena itu, dalam pennetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl 5% untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan besi Fe3+. Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambhankan larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks larutan berwarna. 
Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan harus dijaga tetap dengan cara menambahkan garam natrium asetat. Penambahan larutan natrium asetat dilakukan sebelum penambahan orto-fenantrolin. Dalam penentuan kadar Fe dalam sampel menggunakan spektrofotometri visibel perlu dibuat larutan standar. Tujuannya adalah untuk membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sampel air.
Pada penentuan besi ini menggunakan alat spektronic 20, alat ini berfungsi untuk mengukur adsorbansi panjang gelombang Fe yang ada di dalam air sungai. Pada panjang gelombang maksimum Fe sebesar 503 nm yang mana pada panjang gelombang maksimum pada besi (Fe) ini apabila telah mencapai panjang gelombang lewat dari  503 nm maka absorbansi nya akan turun hingga terjadi error. Pada pengukuran absorbansi ini digunakan panjang gelombang bervariasi antara 400-600 hal tersebutlah mengetahui maksimum serta mengetahui seberapa besar penyerapan sinar UV terhadap sampel Fe .
Pada perlakuan pertama yaitu menyiapkan larutan stok yang mana hasil di dapatkan sebagai berikut:

Tabel  1. Menyiapkan larutan stok Fe 10 ppm
Perlakuan Hasil
Di timbang 0.0702 gr Fe (NH4)2 (SO4)6H202 di lakukan dalam 50 ml air (aquades) yang mengandung H2SO4 dan di encerkan Bewarna bening dan terdapat serbuk serta terdapat uap
Tabel 2. Pembuatan Larutan Stok Hydroxylamin Hydrochloride 10%
Perlakuan Hasil
Di tmbang 10 gr Hydroxylamin Hydrochloride (NH2NOH.HCl) di larutkan dalam air 100 ml Larutan bewarna bening
Tabel 3. Pembuatan Larutan Stok Larutan orthophenantrolin 0.1%
Perlakuan Hasil
Di timbang 0.11 gr dan di panaskan
Di tuangkan di dalam labu takar 100 ml dan di encerkan Orthopenantrolin larut ketika pemanasan
Tidak terjadi perubahan dan tetap encer
Tabel 4. Pembuatan Larutan Stok Natrium Asetat 1.2M
Perlakuan Hasil
Di timbang 49.29 gr CH3COONa.3H2O di larutkan dalam air di labu takar 100 ml Larutan bewarna bening
Pada perlakuan pertama menyiapkan larutan stok ,yang mana larutan stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan dari konsentrasi media.  Biasanya dinyatakan dalam kelipatan konsentrasi media, misalnya 10x, 20x, 100x  bahkan 1000x konsentrasi media dan tujuan dari penyiapkan larutan stok ini untuk menghindari penimbangan yang berulang-ulang setiap kali membuat media.
Larutan stok yang di siapkan ada 4 larutan diantaranya larutan standar Fe 10 ppm, larutan Hydroxylamin Hydrochloride 10%, Larutan orthophenantrolin 0.1% dan Larutan natrium asetat 1,2M ini masing masing di timbang dan di encerkan, adapaun tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kosentrasi pada masing masing larutan agar larutan yang di analisis dapat di menggunakan spektrofotometri yang sesuai dengan aturan hukum Lambert-Berr.

Pada perlakuan selanjutnya yaitu menyiapkan kurva kalibrasi adapun hasil yang di dapat sebagai berikut :
Tabel 5. Menyiapkan kurva kalibrasi
Larutan standar besi 10 ppm (ml) Perlakuan Hasil
40 Di tambahkan 1ml hydroxylamine 10 %
Di tambahkan 10 ml natrium asetat 1,2 M
Di tambahkan 10 ml orthopenantrolin 0.1 %
Di ukur adsorbansi 508 nm Bening 

Bening

Orange 

A  = 0.354 A 
20 Di tambahkan 1ml hydroxylamine 10 %
Di tambahkan 10 ml natrium asetat 1,2 M
Di tambahkan 10 ml orthopenantrolin 0.1 %
Di ukur adsorbansi 508 nm Bening 

Bening

Orange 

A  = 0.204 A
10 Di tambahkan 1ml hydroxylamine 10 %
Di tambahkan 10 ml natrium asetat 1,2 M
Di tambahkan 10 ml orthopenantrolin 0.1 %
Di ukur adsorbansi 508 nm Bening 

Bening

Orange 

A  = 0.113 A
5 Di tambahkan 1ml hydroxylamine 10 %
Di tambahkan 10 ml natrium asetat 1,2 M
Di tambahkan 10 ml orthopenantrolin 0.1 %
Di ukur adsorbansi 508 nm Bening 

Bening

Orange 

A  = 0.108 A

Pada perlakuan ke 2 ini menyiapkan kurva kalibrasi,yang mana kurva kalibrasi sendiri yaitu kurva antara adsorbansi dengan panjang gelombang .pada penyiapan kurva kalibrasi menggunakan larutan standar Fe 10 % di gunakan dalam beberapa variasi larutan standar Fe ini di antara nya 40 ml, 20ml, 10 ml dan 5 ml masing masing larutan tersebut mendapatkan absorbansi yang berbeda beda yang mana semakin banyak larutan standar besi 10 ppm ini maka absorbasi yang di dapat semakin besar.
Perlakuan pertama menyediakan larutan standar Fe 10 ppm dengan berbagai variasi diantara nya 40 ml, 20 ml, 10 ml dan 5 ml yang mana pada masing masing ini di tambahkan dengan larutan hydroxylamine 10 % dan di tambahkan dengan natrium asetat yang berfungsi sebagai larutan penyangga yang mana agar pH nya tetap atau mempertahankan pH suatu air yang di analisis pada Fe. Kemudian ditambahkan dengan orthopenantrolin tujuan penantrolin ini sebagai pembentukan senyawa kompleks yang bewarna sehingga dapat di ukur absorbansinya dan setiap pengukuran absorbansi pada alat spektrofotrometri ini harus menggunakan larutan blanko yang bertujuan agar menetralkan pada pengukuran absorbansi dari suatu sampel yang di analisis dan di dapatkan adsorbansi pada setiap penambahan suatu larutan standar Fe.
Pada pengukuran adsorbansi penyiapan kurva kalibrasi ini di dapatkan grafik sebagai berikut:

Pada perlakuan ke 2 ini menyiapkan kurva kalibrasi,yang mana kurva kalibrasi sendiri yaitu kurva antara adsorbansi dengan panjang gelombang .pada penyiapan kurva kalibrasi menggunakan larutan standar Fe 10 % di gunakan dalam beberapa variasi larutan standar Fe ini di antara nya 40 ml, 20ml, 10 ml dan 5 ml masing masing larutan tersebut mendapatkan absorbansi yang berbeda beda yang mana semakin banyak larutan standar besi 10 ppm ini maka absorbasi yang di dapat semakin besar.
Perlakuan pertama menyediakan larutan standar Fe 10 ppm dengan berbagai variasi diantara nya 40 ml, 20 ml, 10 ml dan 5 ml yang mana pada masing masing ini di tambahkan dengan larutan hydroxylamine 10 % dan di tambahkan dengan natrium asetat yang berfungsi sebagai larutan penyangga yang mana agar pH nya tetap atau mempertahankan pH suatu air yang di analisis pada Fe. Kemudian ditambahkan dengan orthopenantrolin tujuan penantrolin ini sebagai pembentukan senyawa kompleks yang bewarna sehingga dapat di ukur absorbansinya dan setiap pengukuran absorbansi pada alat spektrofotrometri ini harus menggunakan larutan blanko yang bertujuan agar menetralkan pada pengukuran absorbansi dari suatu sampel yang di analisis dan di dapatkan adsorbansi pada setiap penambahan suatu larutan standar Fe.

Dapat di lihat kurva di atas hubungan antara adsorbansi (A) dan volume penambahan larutan satndar besi kalibrasi ini menigkat yang mana pada pengukuran pada larutan standar Fe ini 5 ml adsorbansi yang di dapat sebesar 0.108 A ,pada 10 ml adsorbansi nya 0.113 A, pada 20 ml adsorbasinya 0.204 A dan pada 40 ml adsorbansi yang di dapatkan sebesar 0.354 A dengan pengukuran panjang gelombang 508 nm didapatkan persamaan y = 0.0074x + 0.0564 dan R² = 0.9869. Dalam analisis ini nilai regresinya mendekati angka 1 yang mana pada analisis larutan standar Fe dapat dikatakan baik dan sesuai dengan hukum Lambert-Berr.
Pada analisis selanjutnya yaitu mengukur larutan sampel adapun hasil yang di dapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.Tabel Hasil Pengukuran Larutan Sampel
Larutan sampel (ml) Larutan orthopenantrolin (ml) Panjang gelombang (nm) Adsorbansi (A)
40 Larutan bewarna orange 508 0.179 A
20 Larutan bewarna orange 508 0.122 A
10 Larutan bewarna orange 508 0.113 A
5 Larutan bewarna orange 508 0.076 A
Pada perlakuan di atas pengukuran laurtan sampel yang mana sampel yag di gunakan yaitu sungai dari Tanjung Jabung Barat yang mana sampel yang di ambil pada bagian atas air tengah dan bagian bawah pada pengambilan sampel ini harus di lakukan dengan benar agar data yang di dapatkan valid. Teknik sampling pada pengambilan air sungai Tanjung Jabung Barat ini air sungai tersebut harus tenang dan mengambilnya tidak berlawanan arus.

Perlakuan pertama air sungai diambil sebanyak 4 kali dengan volume yang berbeda di antaranya 40 ml, 20 ml, 10 ml, 5 ml kemudian dimasukkan di dalam labu takar 100 ml kemudian di tambahkan dengan hydroxilamin dan natrium asetat fungsi penambahan bahan tersebut sebagai larutan penyangga agar pH yang akan di analisis dalam keadaan tetap.kemudian di tambahkan dengan larutan orthopenantrolin yang berfungsi sebagai pengomplek yang mana kita ketahui larutan Fe tersebut tidak bewarna dan dalam analisis mengunakan spektrofotometri ini larutan yang tidak bewarna harus diberi warna dengan pengompleks orthopenantrolin yang memberikan warna orange setelah itu di encerkan adapun fungsi pengenceran untuk mengurangi konsentrasi pada larutan yang akan di analisis yang mana sesuai dengan hukum Lambert-Berr.
Adapun grafik yang hubungan antara absorbansi (A) dan volume penambahan larutan sampel air sungai Tanjung Jabung Barat sebagai berikut:


Dari data hasil di atas hubungan adsorbansi dengan penambahan air sungai grafik yang di dapat meningkat yang mana pada volume 5 ml adsorbansi yang di peroleh 0.076 A, pada penambahan 10 ml adsorbansi yang di peroleh 0.113 A dan pada penambahan 20 ml adsorbansi yang di peroleh 0.122 A dam penambahan 40 ml adsorbansi yang di proleh 0.179 A.pada pengukuran panjang gelombang 508 nm di dapatkan persamaan y = 0.0027x + 0.0723 dan nilai R² = 0.9444 maka nilai regresi pada pada hubungan adsorbansi dengan volume penambahan air sungai mendekati angka 1 pada analisis ini dapat di katakan baik. Konsentrasi yang di dapat pada pengukuran besi di larutan standard Fe dengan persamaan garis y = 0.007x + 0.056 pada 5 ml X=2,85 ml; 10 ml X=8,14 ml; 20 ml X=9,42 ml; dan 40 ml X=17,57 ml. Dimana pada sampel tersebut memiliki konsentrasi berbanding lurus dengan volume penambahan dalam mililiter pada pengujian kadar Fe air Sungai Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Namun, berdasarkan perhitugan tersebut dapat dikatakan kadar Fe dalam per satuan volum sampel sangat besar pada sampel air sungai Tanjung Jabung Barat yang kemungkinan disebabkan oleh karena limbah rumah tangga yang bersifak anorganik yang banyak dibuang pada aliran sungai Tanjung Jabung Barat ini sehingga logam yang ada mengendap dan menambah kadar logam berat dalam air sungai tersebut. 
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:
1. Konsentrasi besi dalam air dapat di tentukan dengan mengukur spektrum serapan dari masing masing larutan standar dengang menggunakan spektrofotometri dan membandingkan absorbansinya dengan air yang akan di tentukan kosentrasinya. Konsentrasi yang di dapat pada pengukuran besi di larutan standard Fe dengan persamaan y = 0.007x + 0.056 pada 5 ml X=2,85 ml; 10 ml X=8,14 ml; 20 ml X=9,42 ml; dan 40 ml X=17,57 ml.
2. Faktor yang mempengaruhi besarnya kadar besi dalam air sungai Tanjung Jabung Barat adalah tergantung banyaknya pembuangan akhir dari limbah industri pada perairan sungai ini yang menyebabkan tingginya konsentrasi Fe dalam air sungai ini.
6.2 Saran
Sebaiknya pada perairan yang umumnya dimanfaatkan sebagai sumber konsumsi manusia secara langsung memiliki kadar logam yang rendah atau tidak ada sama sekali karena kadar logam ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada manusia yang tinggal di sekitar lingkungan perairan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Basett, J., R. C. Denney., G. H. Jeffry dan J. Mendham. 1994. Kimia Analisis   Kulitatif Anorganik. Jakarta : Kedokteran EGC.
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Kartasasmita, E., Tuslinah, L. dan Fawaz, M. 2009. “Penentuan Kadar Besi(II) dalam Sediaan Tablet Besi(II) Sulfat Menggunakan Metode Orto-Fenantrolin”. Jurnal Kesehatan. Vol 1(1):69-78.
Rustian, R., Bertha dan Rusadi. 2015. “Analisis Kualitatif Pengawet Natrium Berzoat Pada Susu Kedelai Yang Di Jual Di Daerah Cibuntu Menggunakan Spektrofotometri UV Sinar Tampak”. Jurnal Farmasi. Vol 2 No 4. ISSN 2301-2493. 
Sastrohamidjojo. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Panji Pustaka.
Sutrisno, T. 2004.  Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Tahid. 2002. Spektrofotometri UV-Vis Prinsip Dasar Peralatan Dan Penelitian. Bandung : Lipi
Trianjaya, Z. 2009. “Penentuan Kadar Besi Pada Sowt Water Secaraspektrofotometri Di PT Cocacola Bottling Di Indonesia”. Jurnal Penelitian. Vol 18 No 1 : 30-37 ISSN 1412-3991. 
Widowati, W. 2008.  Efek Toksik  Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Penerbit Andi. Yogyakarta 
Vogel. 1994. Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif  Edisi Ke-4. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

PERHITUNGAN
Persamaan garis linearnya adalah  y = 0.007x + 0.056
Maka, perhitungan ml sampel pada absorbansi yang diperoleh adalah
1. Volume 40 ml, A = 0.179 A
y = 0.007x + 0.056
0,179 = 0,007x + 0,056
x = 17,57 ml
2. Volume 20 ml, A = 0.122 A
y = 0.007x + 0.056
0,122 = 0,007x + 0,056
x = 9,42 ml
3. Volume 10 ml, A = 0.113 A 
y = 0.007x + 0.056
0,113 = 0,007x + 0,056
x = 8,14 ml
4. Volume 5 ml, A = 0.076 A 
y = 0.007x + 0.056
0,076 = 0,007x + 0,056
x = 2,85 ml



16 komentar:

  1. Nicee!!! Jadi untuk menentukan kadar besi dalam air sungai dapat menggunakan metode di atas, terimakasih atas pengetahuannya caa😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama" tari. Semoga postingan ini bermanfaat :)

      Hapus
  2. Bagaimana cara menghitung konsentrasi secara spektrofotometer ca?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan menggunakan persamaan garis dari kurva kalibrasi yg didapatkan dari pengujian absorbansi atau menyerap cahaya radiasi sinar tampak terhadap range panjang gelombang yang biasanya antara 400-600 nm. Dari kurva didapat persamaan garis linear y=ax+b dimana y adalah absorbansi sampel yg ingin diukur konsentrasinya.

      Hapus
  3. Kalau boleh tau kadar Fe maksimal pada air berapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut standar pemerintah Jambi yang saya ketahui kadar Fe di perairan daerah Jambi harus antara 0,3-10 mg/L

      Hapus
  4. bagus, sangat membantu sekali.... tapi mau nanya min, jadi sebenarnya dalam penentuan kadar Fe dalam air sungai Tanjab Barat ini diperoleh kadar Fe yang masih bisa ditolerir atau tidak ya?

    BalasHapus
  5. Dalam pengujian ini, sampel air tanjabbar memenuhi batas dari kualitas air yg baik baik utk keperluan minum maupun kebutuhan lainnya. Karena kadar Fe dalam ml yg diperoleh berdasarkan perhitungan percobaan ini sangat kecil.

    BalasHapus
  6. Dengan mengetahui analisa kandungan Fe pada air dapat membantu masyarakat dalam menjaga kebersihan kualitas air bersih, bagaimana cara alami yang mudah dilakukan untuk mengurangi kadar Fe dalam air yang tercemar unsur Fe?

    BalasHapus
  7. Cara alami utk mengurangi kadar Fe dapat dilakukan dengan cara yg simple seperti dengan pengendapan. Logam akan cenderung mengendap karena berat molekul yg besar dan dengan pengendapan ini maka air sungai dan logam Fe dapat memisah dengan sendirinya. Jadi bila kita mengkonsumsi air minum dari sungai alangkah baiknya kita mengendapkan terlebih dahulu selama beberapa jam atau hari tergantung kekeruhan warna air sungai.

    BalasHapus
  8. apakah semua jenis air sungai memiliki kadar Fe yang sama, jika berbeda apa sebabnya. terimakasih

    BalasHapus
  9. Kadar Fe dari semua sungai pastilah berbeda bahkan dalam satu sungai bagian hulu dan hilir juga dapat berbeda kandungan Fe-nya tergantung pada buangan limbah industri besar maupun rumah tangga, aliran sungai dan kedalaman sungai itu sendiri. Semoga postingan ini bermanfaat :)

    BalasHapus
  10. Kadar Fe dari semua sungai pastilah berbeda bahkan dalam satu sungai bagian hulu dan hilir juga dapat berbeda kandungan Fe-nya tergantung pada buangan limbah industri besar maupun rumah tangga, aliran sungai dan kedalaman sungai itu sendiri. Semoga postingan ini bermanfaat :)

    BalasHapus